tetapi saya merasa perlu membuat Janji Pemuda yang mengikuti perkembangan zaman, karena itu pemuda-pemuda masa kini harus berjanji kepada Indonesia Raya dalam 3 butir berikut :
1. Kami, pemuda-pemudi Indonesia masa kini, berjanji untuk berbangsa satu bangsa Indonesia, karena itu kami tidak akan melupakan jati diri kami sebagai orang Indonesia dengan sifat-sifat khasnya : tepo seliro, ramah-tamah, dan gotong-royong yang kian lama kian memudar, digantikan sifat egois, acuh-tak-acuh, dan mau enak sendiri khas masyarakat urban. Kami akan berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan stigma 'jam-karet', 'koruptor', dan 'malas' yang kian lama kian melekat di jidat kami.
2. Kami, pemuda-pemudi Indonesia masa kini, berjanji untuk berbahasa satu, bahasa Indonesia. Meskipun dalam keseharian, kami terkadang menggunakan bahasa universal, bahasa Inggris yang cas cis cus, dengan grammar yang nyaris tanpa cela dalam perbincangan dengan teman sesama orang Indonesia, pada status facebook & twitter kami, pada email-email yang kami kirimkan kepada kolega yang juga orang Indonesia. TAPI kami berjanji untuk senantiasa memahami, mencintai, dan terus menambah kosa-kata bahasa Indonesia kami. Kami berjanji akan mengulang-ulang membaca karya sastra angkatan pujangga lama, pujangga baru, angkatan '66, dan angkata-angkatan sesudahnya. Kami yakin, banyak diantara kami yang hafal puisi "Aku" karya Chairil Anwar dan memahami maknanya.
3. Kami, pemuda-pemudi Indonesia masa kini, berjanji untuk bertanah air satu, tanah air Indonesia. Kami akan berjuang sekuat tenaga, menyingsingkan lengan baju kami untuk membangun negeri Indonesia. Kami akan mencari uang seperti serigala kelaparan, untuk kami pakai berlibur, mengunjungi destinasi wisata domestik yang menakjubkan dan berbelanja produk-produk dalam negeri yang kualitas serta nilai estetisnya tidak kalah dengan buatan negara-negara maju. Kami akan berusaha menciptakan lapangan pekerjaan dengan berwiraswasta, karena kami letih bekerja dengan perusahaan yang dimiliki asing. Sebagian diantara kami sudah banyak yang meng-eksplor dan sebagian sukses menjadi wiraswastawan yang mengangkat martabat Indonesia di mata dunia. Kami berjanji tidak akan terlena dengan kepungan mall-mall modern, dengan membanjirnya resto waralaba dari luar negeri, karena kami sangat suka memburu barang-barang kerajinan khas Indonesia, makan makanan khas Indonesia yang diracik dengan puluhan bumbu-bumbu eksotis. Karena kami lahir, tumbuh dan merasakan betapa tanah air kami adalah tempat yang luar biasa!
MAAFKAN KAMI PANCASILA
Maafkan kami karena kami kadang tidak berdaya menerima gempuran westernisasi. Keadaan sekarang berbeda dengan 1928, sekarang kami tahu apa yang terjadi dengan selebriti di Amerika sana secara real-time. Kami menghabiskan waktu menonton film-film Hollywood yang memang terampil, namun kami mencintai film-film Indonesia yang sarat nilai-nilai kehidupan dan punya pertalian emosi yang kuat dengan kami, penontonnya.
Maafkan kami karena sebagian dari kami sangat sekuler. Kami pergi mabuk2an dan solat subuh sekembalinya ke rumah. Namun ajaran agama apapun yang kami anut, kami tetap berTuhankan Yang Maha Esa.
Maafkan kami karena masih banyak gelandangan dan anak-anak putus sekolah di luar sana.
Kami berusaha membantu dengan menyumbangkan uang, membuat konser musik amal, mengunjungi panti asuhan pada hari ulang tahun kami, atau sekedar melempar uang 500 perak pada pengamen cilik yang wajahnya berdebu di perempatan jalan dari balik kaca mobil kami. Suatu saat, kami yakin akan semakin banyak kelompok-kelompok kecil bermunculan dengan satu tujuan mulia : membantu sesama agar tecipta kemanusiaan yang adil dan beradab
Maafkan kami karena negeri ini terdiri dari ribuan suku, perbedaan kadang sangat mecolok. Terkadang kami memandang dengan tatapan merendahkan pada suku atau kelas lain. Kami mencemooh orang yang bicara keras-keras, kami menyepelekan orang dari suku tertentu, kami mencibir orang berpakaian kumuh dengan bau tak sedap. Padahal pakaian yang kami kenakan dan wangi deodorant kami hanya melekat sebentar. Insya Allah persatuan Indonesia akan terwujud bila masing-masing dari kami berhenti mengkotak-kotakkan dan membuat pengkategorian manusia berdasarkan sudut pandang egoistis kami. Kami akan berusaha!
Maafkan kami karena tidak semua dari kami mengerti pernyataan "Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan". Terlalu banyak imbuhan ke-an yang sulit untuk kami cerna, karena kami sibuk mempelajari kata-kata 'tinggi' dalam bahasa Inggris. Kami berusaha memahami soal politik, meskipun suhu politik negeri ini tak menentu. Kami berusaha menjadi individu-individu yang menghormati pendapat orang lain. Sebagian dari kami tidak selalu mementingkan diri sendiri. Dalam rapat-rapat di gedung pencakar langit, kami bermusyarah, kami mendengarkan masukan orang lain, kami menerima kritik agar kami menjadi lebih baik. Kami percaya negara ini memiliki orang-orang yang pantas untuk mengarahkan kebijakan-kebijakan tata negara yang berpihak pada kami, rakyatnya!
Maafkan kami karena kami sulit menerima bahwanegara ini telah adil pada kami, bahwa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanyalah kata-kata tanpa makna.
Tapi suatu saat, kami pemuda-pemudi Indonesia masa kini akan menwujudkannya. Kami percaya setiap orang punya hak yang sama, kami akan mewujudkan jaring pengaman sosial yang lebih canggih, kami akan memastikan orang-orang mendapatkan pelayanan medis yang memadai, agar tidak ada lagi orang meninggal karena tak bisa membayar biaya rumah sakit. Walaupun keadilan itu abstrak dan sulit kami mengerti, tapi sekali lagi, kami akan berusaha!
Apapun yang terjadi, kami akan tetap cinta Indonesia. Kami hanya sedikit ling-lung...
1 komentar:
salute untuk keprihatinan dan harapanmu>
Posting Komentar