Minggu, 11 Januari 2009

PINTU TERLARANG **** (mystery, thriller - full with metaphores & analogy, surprising ending!)

official website : www.pintuterlarang.com

First of All...

Happy New Year 2009

Hope you had a great one...

Let's start this new year with no resolution, yeah screw resolution!

Betapa bahagianya gue karena mengawali tahun 2009 dengan sebuah undangan screening "Pintu Terlarang", thanx to a friend who brought me there.

Sebelum gue berkomentar tentang film ini, harus gue bilang kalo I'M A HUGE FAN of JOKO ANWAR. So you'll know how this review will end up.

Film ini diangkat dari novel Sekar Ayu Asmara dengan judul yang sama. Thank god gue belum baca novelnya sehingga gue bener2 clueless dengan plotnya, which is great, karena gue bisa menikmati keterombang-ambingan di awal-awal film sampai sebelum jawabannya terkuak dimenit-menit terakhir.

Seperti biasa Joko's signature style bisa kita lihat difilm ini, style art direction ala spionase macam Sherlock Holmes, dan juga Dick Tracy. Kesan retro 50s until 70s tergambar hampir disemua film-nya walaupun setting waktunya tidak selalu berlatar di tahun-tahun lawas.

Film dibuka dengan adegan pameran patung Gambir (Fachry Albar, Kala) yang sukses besar sebagai pematung yang karyanya diapresiasi dengan luar biasa, seperti juga hidupnya yang sempurna dengan istri yang cantik, Talyda (Marsha Timothy) dan sahabat-sahabat yang slalu mendukung, Dandung (Ario Bayu, Kala) dan Rio (Otto Djauhari)

Hidup Gambir seperti tidak pernah berpusat pada dirinya sendiri. Ia selau dikontrol oleh orang-orang disekelilingnya tanpa disadarinya, Ibunya (Henidar Amroe) dan Koh Jimmy (Tio Pakusodewo) termasuk yang secara terang-terangan mencoba mengatur hidup Gambir.

Diri Gambir yang rapuh, selalu mencoba mencari jawaban akan segala hal, namun langkahnya justru dihalangi oleh orang-orang terdekatnya. Hubungan Gambir dan Talyda juga digambarkan aneh, terlebih pada saat Gambir tidak sengaja menemukan sebuah Pintu dirumahnya, istrinya melarang dia membuka Pintu itu "jangan buka pintu itu Gambir, kalau sampai kamu buka pintu itu, kamu akan kehilangan segala-galanya" katanya. Suatu saat Gambir dihantui dengan hadirnya sosok anak kecil yang meminta pertolongan. Petunjuk demi petunjuk membawanya ke Herosase, sebuah analogi aneh tentang sebuah tempat dimana semua jawaban yang anda cari akan didapatkan, dengan satu syarat : tidak boleh ada pertanyaan!. Disana Gambir menemukan ruangan dengan satu set televisi, yang menayangkan gambar dari kamera tersembunyi yang dipasang secara diam-diam di rumah-rumah orang (gila kan?).

Di Herosase ini lah Gambir mendapatkan fakta tentang seorang anak berusia 9tahun yang disiksa oleh orang tua-nya. Anak tersebutlah yang selama ini "menghantui" Gambir dan minta pertolongannya. Gambir berusaha mencari tahu keberadaan anak itu, sayang Gambir gagal menemui seorang wartawati yang juga tengah mencari informasi mengenai kasus penganiayaan anak malang itu. Di Herosase pula Gambir diperlihatkan tentang apa yang selama ini tidak ingin diketahuinya, kenyataan tentang kejahatan dan kebengisan orang-orang terdekatnya.

My best scene comes when Gambir killed everyone while having christmas dinner. Whew... the blood and the mess reminds me of scenes from "Dara".

For those of you who thought this is a thriller/horror flick you're WRONG! Dead wrong!. This moviehas everything : the mystery the thrill as in creepy thriller movies, and also it's SURPRISING ENDING!. this movie is soooo Joko. Love the script, love the ending, love the retro props (sangat khas Joko), love how Fahcry Albar portrayed as a weak-indecisive man but when the blood splashes to his face, you'll know he's cold blooded.

Gue gak akan kasih tau endingnya, karena sama aja dengan membuka "Pintu Terlarang", Hahahah...but for sure, when it comes to Joko Anwar, you know it's damn perfect!